Tes Kebugaran Jasmani Pengukuran Daya Tahan Otot Jantung dan Paru-Paru

Tes  kebugaran jasmani merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani seseorang. Dalam tes ini, yang menjadi objek pengukuran adalah unsur-unsur gerak dalam olahraga. Unsur-unsur gerak tersebut antara lain daya tahan jantung dan paru-paru, daya tahan otot, kecepatan, dan kelincahan. 


Pengukuran terhadap keempat unsur gerak tersebut adalah sebagai berikut.

1.  Pengukuran Daya Tahan Jantung dan Paru-Paru
Pengukuran daya tahan jantung dan paru-paru dapat dilakukan dengan melakukan tes lari sejauh 2,4 km. Fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan tes lari 2,4 km adalah  sebagai berikut.
  • Lintasan lari sepanjang 2,4 km. Untuk lintasan lari dapat pula memanfaatkan jalan datar sepanjang 2,4 km.
  • Stopwatch
  • Nomor dada
  • Bendera start
  • Alat tulis-menulis


Adapun petugas yang diperlukan antara lain:
  • 1 orang pemberi aba-aba (starter);
  • pencatat waktu sesuai dengan kemampuan petugas dan jumlah peserta; serta
  • pengawas lintasan sesuai dengan kondisi lintasan dan jumlah peserta tes.


Dalam pelaksanaannya, peserta tes berlari secepat mungkin sepanjang lintasan dengan jarak tempuh 2,4 km. Jika peserta tidak mampu berlari secara terus menerus, mereka boleh berjalan kaki, kemudian lari lagi. Pada saat pengukuran, peserta tidak boleh berhenti untuk istirahat atau minum. Jika hal tersebut dilakukan, peserta dinyatakan gagal.

Waktu yang ditempuh dari saat start sampai melalui garis finis sepanjang 2,4 km dicatat sebagai skor akhir peserta tes. Kemudian, catatan waktu tersebut dicocokkan dengan tabel berikut untuk memperoleh gambaran mengenai kebugaran jasmani peserta dalam hal kecepatan.

Tabel 14.1 Kategori Penilaian Tes Lari 2,4 km
Tes Kebugaran Jasmani
Tes Kebugaran Jasmani



2.  Tes Pengukuran Daya Tahan Otot
Push up dapat dijadikan salah satu acuan untuk mengukur daya tahan otot. Fasilitas dan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan tes  push up adalah sebagai berikut.
  • Lantai datar atau matras
  • Stopwatch
  • Alat tulis-menulis


Petugas yang terlibat dalam tes ini yaitu satu orang petugas yang mencatat jumlah gerakan push up sekaligus mampu memberikan contoh gerakan yang benar. Peserta tes mulai melakukan gerakan push up setelah ada aba-aba “ya”. Peserta melakukan gerakan push up sebanyak-banyaknya dalam waktu 60 detik. Penilaian dilakukan berdasarkan tabel berikut.

Tabel 14.2 Kategori Penilaian Tes Push up
Tes Kebugaran Jasmani


3.  Pengukuran Kecepatan
Untuk mengukur kecepatan, tes yang biasa dilakukan adalah lari cepat. Fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pelaksanaan tes ini, antara lain lintasan lari minimal 64 m, meteran, bendera juri, peluit, dan stopwatch. Dalam pelaksanaannya, peserta tes berdiri di belakang garis start. Ketika aba-aba “ya”, peserta tes lari secepat-secepatnya untuk menempuh jarak sejauh-jauhnya selama 6 detik.

Hasil pengukuran adalah skor terbaik dari dua kali kesempatan lari yang diberikan selama 6 detik sejak aba-aba “ya” sampai bunyi peluit tanda waktu selesai. Hasil tersebut dicocokkan dengan tabel berikut ini.

Tabel: Kategori Penilaian Tes Lari Cepat
Tes Kebugaran Jasmani


4.  Pengukuran Kelincahan
Tujuan pelaksanaan tes shuttle run adalah untuk mengukur kelincahan dalam berlari dan mengubah arah. Fasilitas dan sarana yang digunakan, antara lain lintasan lari sepanjang 9,14 m dan lebar 1,2 m, kapur atau pita, dua buah potongan kayu dengan ukuran 5 × 5 × 10 cm, dan stopwatch.

Peserta tes berdiri di belakang garis start. Ketika aba-aba “ya”, peserta tes lari cepat menuju garis finis sambil mengambil sebuah potongan kayu yang berada di belakang garis finis. Kemudian, peserta berlari cepat kembali menuju garis start sambil meletakkan dengan baik potongan kayu yang telah diambil (tidak dilemparkan) di belakang garis start. Gerakan ini diulang sekali hingga kedua potongan kayu dapat dipindahkan dengan sempurna. Stopwatch dihidupkan bersamaan dengan aba-aba “ya” hingga peserta tes melewati garis finis setelah memindahkan kedua potongan kayu dengan sempurna di belakang garis start.

Hasil pengukuran tes ini adalah skor terbaik dari dua kali kesempatan dan skor ini dicatat sebagai skor akhir peserta tes. Penentuan kategori dilakukan berdasarkan pengelompokkan data mulai dari yang paling cepat sampai yang  paling lambat.